Sarfarosh Indonesia
Berbagi Bersama Sarfarosh Indonesia
Jumat, 10 Mei 2013
Balasan Kesabaran
Anas bin Malik berkata, "Abu Thalhah
datang dan dihidangkan kepadanya makan malam, maka ia pun makan dan minum, sang
istri kemudian berdandan indah, bahkan lebih indah dari waktu-waktu yang
sebelumnya. Setelah dia merasa bahwa Abu Thalhah telah kenyang dan puas dengan
pelayanannya, sang istri bertanya, 'Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu
tentang suatu kaum yang meminjamkan sesuatu kepada sebuah keluarga, lalu mereka
mengambil barang yang dipinjamkannya, apakah mereka berhak menolaknya?' Ia
berkata, 'Tidak (berhak)!' 'Jika demikian, maka mintalah pahalanya kepada Allah
tentang putramu (yang telah diambilnya kembali)!' kata sang isteri. Suaminya
menyergah, 'Engkau biarkan aku, sehingga aku tidak mengetahui apa-apa, lalu
engkau beritakan tentang (kematian) anakku?' Setelah itu, ia berangkat
mendatangi Rasulullah saw. lalu ia ceritakan apa yang telah terjadi."
Langganan:
Postingan (Atom)
Sarfarosh Indonesia
Jumat, 10 Mei 2013
Balasan Kesabaran
Anas bin Malik r.a. berkata, "Anak laki-laki Abu Thalhah dari Ummu Salamah meninggal dunia." Maka, istrinya berkata kepada keluarganya, 'Jangan kalian beritakan kepada Abu Thalhah tentang kematiannya, sampai aku sendiri yang mengabarkannya'!"
Anas bin Malik berkata, "Abu Thalhah
datang dan dihidangkan kepadanya makan malam, maka ia pun makan dan minum, sang
istri kemudian berdandan indah, bahkan lebih indah dari waktu-waktu yang
sebelumnya. Setelah dia merasa bahwa Abu Thalhah telah kenyang dan puas dengan
pelayanannya, sang istri bertanya, 'Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu
tentang suatu kaum yang meminjamkan sesuatu kepada sebuah keluarga, lalu mereka
mengambil barang yang dipinjamkannya, apakah mereka berhak menolaknya?' Ia
berkata, 'Tidak (berhak)!' 'Jika demikian, maka mintalah pahalanya kepada Allah
tentang putramu (yang telah diambilnya kembali)!' kata sang isteri. Suaminya
menyergah, 'Engkau biarkan aku, sehingga aku tidak mengetahui apa-apa, lalu
engkau beritakan tentang (kematian) anakku?' Setelah itu, ia berangkat
mendatangi Rasulullah saw. lalu ia ceritakan apa yang telah terjadi."
"Maka, Rasulullah saw. bersabda, 'Semoga Allah memberkahi kalian berdua
tadi malam.' Anas berkata, 'Lalu istrinya mengandung dan melahirkan seorang
anak. Kemudian Abu Thalhah berkata kepadaku, 'Bawalah dia kepada Nabi saw.' Lalu
aku bawakan untuknya beberapa buah kurma. Nabi saw. lalu mengambil anak itu
seraya berkata, 'Apakah dia membawa sesuatu?' Mereka berkata, 'Ya, beberapa buah
kurma,' Nabi saw. kemudian mengambilnya dan mengunyahnya, lalu diambilnya dari
mulutnya, kemudian diletakkannya di mulut bayi itu dan beliau
menggosok-gosokkannya pada langit-langit mulut bayi itu, dan beliau menamainya
Abdullah." (HR Al-Bukhari).
Dalam riwayat Al-Bukhari, Sufyan bin Uyainah
berkata, "Seorang laki-laki dari shahabat Ansar berkata, 'Aku melihat mereka
memiliki sembilan anak. Semuanya telah hafal Alquran, yakni dari anak-anak
Abdullah, yang dilahirkan dari persetubuhan malam itu, yaitu malam wafatnya anak
yang pertama, yaitu Abu Umair yang Nabi saw. mencandainya seraya berkata, 'Hai
Abu Umair, apa yang sedang dilakukan anak burung pipit'?''
Dalam riwayat
lain, lihat Baradul Akbad hlm. 25 disebutkan, "Ia berkata, 'Maka istrinya pun
hamil mengandung anaknya, lalu anak itu ia beri nama Abdullah, lalu Rasulullah
saw. bersabda, 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan dalam umatku orang yang
memiliki kesabaran seperti kesabaran seorang wanita dari Bani Israil.' Kepada
beliau ditanyakan, 'Bagaiman beritanya wahai Rasulullah?' Beliau bersabda,
'Dalam Bani Israil terdapat wanita bersuami yang memiliki dua anak. Suaminya
memerintahkannya menyediakan makanan untuk orang-orang yang ia undang. Para
undangan berkumpul di rumahnya. Ketika itu kedua anaknya keluar untuk bermain,
tiba-tiba mereka terjatuh ke dalam sumur dekat rumahnya. Sang istri tidak hendak
mengganggu suaminya bersama para tamunya, maka keduanya ia masukkan ke dalam
rumah dan ditutupinya dengan pakaian. Ketika para undangan sudah pulang, sang
suami masuk seraya bertanya, 'Di mana anak-anakku?' Istrinya menjawab, 'Di dalam
rumah.' Ia lalu mengenakan minyak wangi dan menawarkan diri kepada suaminya,
sehingga mereka melakukan jimak. Sang suami kembali bertanya, 'Di mana
anak-anakku?' 'Di dalam rumah,' jawab istrinya. Lalu sang ayah memanggil kedua
anaknya. 'Tiba-tiba mereka keluar memenuhi panggilan. Sang istri terperanjat,
'Subhanallah, Mahasuci Allah, demi Allah keduanya telah meninggal dunia, tetapi
Allah menghidupkannya kembali sebagai balasan dari kesabaranku!"
Langganan:
Postingan (Atom)